Jumat, 30 Oktober 2009

Wilujeung Sumping TV Digital, Sayonara TV Analog

Tidak lama lagi sistem TV analog akan di 'Write Off' dan kita akan menuju ke era TV digital. Menurut kabar burung yang engga bisa terbang katanya sih untuk kota-2 besar di Indonesia tahun 2016 teh sudah harus migrasi ke TV digital sedangkan untuk kota-2 lainya sekitar tahun 2018. Untuk di Jakarta tahun ini (2009) sudah dilakukan uji coba siaran TV digital, baik yang Fixed ataupun yang Mobile.

Uji coba TV Digital di Jakarta tahun 2009
Untuk yang fixed-nya (DVB-T) :
1. PT. Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) pada kanal 46 UHF, programnya terdiri dari Trans 7, Trans TV, SCTV, ANTV, Metro TV dan TV One.
2. Konsorsium LPP-TVRI dan PT. Telkom, Programnya terdiri dari TVRI 1, TVRI 2, RCTI, TPI, Telkom TV dan TV Edukasi.

Untuk yang mobile-nya (DVB-H) :
1. Konsorsium Tren Mobile TV, pada kanal 24 UHF, programnya terdiri dari TVRI, RCTI, TPI, Global TV, MNC News, CNN, Al Jazeera, Bloomberg, MNC Music dan MNC Entertainment.
2. Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa, pada kanal 26 UHF, programnya terdiri dari 5 program yang free (Tech Sport, CNN, Tres TV, Spacetoon dan TV Edukasi) dan 3 program yang diacak (National Geographic, National Adventure dan MGM Sport).

Sistem TV digital itu maksudnya semua proses pengolahan (encoding dan multiplexing) dan pen-transmisi-an sinyal-2 gambar dan suara dilakukan secara digital. Begitupun penerimaannya dilakukan secara digital baik itu untuk pesawat penerima diam (fixed reception) ataupun untuk yang bergerak (mobile reception)

sejumlah standar penyiaran TV digital yang saat ini berkembang, yaitu:
- DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial) dari Eropa
- ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial) dari Jepang
- ATSC (Advanced Television System Committee) dari Amerika Serikat
- T-DMB (Terrestrial-Digital Multimedia Broadcasting) dari Korea Selatan
- DMB-T (Digital Multimedia Broadcasting-Terrestrial) dari China

Indonesia sendiri mengadopsi standar DVB yang berbasis teknik OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
DVB-T (Terrestrial) untuk yang Fixed dan DVB-H (Handheld) untuk yang mobile.

Dengan sistem digital Gambar dan Suara yang kita terima akan lebih jernih dibandingkan sistem analog.
Kanal Frekuensi pun akan semakin hemat, sebab dengan sistem digital 1 kanal Frekuensi dapat mentransmisikan beberapa program siaran.
Sebagai contoh : Pada saat ini (sistem analog) kanal 44 UHF di Bandung hanya diduduki oleh TRANS 7, nanti setelah era TV Digital, kanal 44 itu bisa diisi sampai 6 stasiun TV.

Untuk menerima siaran TV digital di sisi penerima juga harus TV Digital. TV sekarang yang kita punya masih bisa dipakai tapi harus dilengkapi dengan STB (Set Top Box) sebagai receiver-nya, output STB masuk ke 'AV IN'.
Antena TV yang kita punya juga masih bisa dipakai sebagai antena STB.
Kalo HP yang biasa menerima siaran TV analog, kayanya sih engga bakal bisa dipake lagi.
Makanya buat yg biasa nonton TV di HP puas-2-in dulu deh.
HP yang bisa nangkep siaran TV digital salah satunya HP merk Nokia seri N77.

Untuk lebih lengkapnya beli dan baca deh buku "Sistem TV Digital dan Prospeknya di Indonesia"
Penulisnya : Hary Budiarto, Bambang Heru Tjahjono, Arief Rufiyanto, A.A.N.Ananda Kusuma, Gamantyo Hendranto, Satriyo Dharmanto.
Penerbitnya : PT. Multikom Indo Persada
Harganya : Rp. 99.000,-

Buat yang doyan gratisan download we e-book nya (hasil photo-an), lumayan lah masih bisa dibaca. Gratisan koq mau bagus he..he..he.. :-)
"Sistem TV Digital dan Prospeknya di Indonesia" - download

Tidak ada komentar: